Pages

Minggu, 20 Juni 2010

SEJUMLAH FAKTA TENTANG MASYUMI YANG PATUT KITA KETAHUI

1. Masyumi lahir sebagai sebuah Parpol yang berwawasan modern, Masyumi berjuang demi sebuah "modern nation-state" dibanding partai-partai lainnya seperti yang dinyatakan oleh Martin Van Bruinesen

2. Masyumi banyak menyalurkan aspirasi politik umat Islam sebelum pecah - diawali oleh PSII (1947) dan disusul oleh NU (1951), namun sedikit banyak Masyumi telah berhasil mempersatukan semua golongan Islam

3. Bila dibandingkan dengan Partai NU, PSII, PSI, bahkan juga PKI, Masyumi adalah sebuah partai yang non sektarian. Masyumi bisa di bilang parpol yang "less primordial" dan "less komunal". Dan ini dipimpin oleh priyayi relegius dan kyai modernis.

4. Partisipasi Masyumi dalam kabinet-kabinet parlementer meningkat setapak demi setapak. Pada 1948, Syafruddin Prawiranegara sempat sejenak sebagai Pejabat Presiden dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukit Tinggi. Dalam dasawarsa 50-an, beberapa tokoh Masyumi berhasil memegang posisi Perdana Manteri, yakni Mohammad Natsir, Dr. Sukiman Wirjosandjojo, dan Mr. Burhanuddin Harahap.

5. Masyumi, dengan rekan-rekannya, PSI dan Partai Katolik adalah penganjur utama sistem "zaken kabinet", yaitu kabinet yang disusun berdasarkan kriteria keahlian (business cabinet) dan melibatkan apa yang disebut sebagai "administrator" dan bukan "solidarity maker". "Administrator" adalah pemimpin-pemimpin yang mempunyai keahlian administratif, tekhnis, legal, dan bahasa asing yang diperlukan untuk menjalankan perangkat-perangkat modern yang khas dalam sebuah negara modern.

6. Di bidang ekonomi, Syafruddin Prawiranegara berperan besar dalam mengusulkan maupun melaksanakan pengeluaran "Oeang kertas RI" atau uang "ORI".

7. Dalam percaturan politik, Masyumi mempunyai sahabat-sahabat, dan yang terdekat adalah Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan Partai Katolik

8. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan Masyumi, dengan diajukannya serta disetujuinya Mosi Integral dari Mohammad Natsir

Tidak ada komentar: