Pages

Rabu, 16 Juni 2010

HANYA SATU DIANTARA DUA PILIHAN ; MAU atau TIDAK


Saat ini sangat jelas apa yang dirasakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia adalah kemiskinan dan kemiskinan yang hadir di Indonesia bukanlah sebuah hal yang terjadi tanpa sebab dan bukan hal yang terjadi tanpa kesengajaan. Tentunya bagi sebagian orang yang merasa dirinya mampu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya hal ini tidak mengusik kehidupanya karena merasa tidak berdampak pada kehidupannya. Kemiskinan yang terjadi dan kerusakan-kerusakan yang menjadi jadi segala sector adalah akibat dari gagalnya sebuah system yang mengatur jalannya roda pemerintahan…jelas kapitalisme adalah penyebab dari rusaknya keseimbangan di tanah air kita. Dan pemerintah kita jelas harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi, bukan hanya karena mereka adalah kelompok yang mengatur pemerintahan tapi yang lebih dari itu pemerintah kita adalah kaki tangan dari kapitalisme global.
Jika begitu tidak bisa tidak kita harus melakukan sebuah perjuangan untuk merubah tatanan neoliberalisme dan membangun sebuah tatanan baru yang lebih manusiawi dan adil. Apakah saat ini tidak adil….sangat tepat jika kata adil it sifatnya relative tergantung dari sudut pandang siapa yang melihat dan menilai. Tapi jika kita melihat dengan kejujuran apakah adil ketika bangsa yang hidup di atas tanah air yang kaya raya akan hasil alam harus menelan pil pahit bernama kemiskinan…???? Dan apakah adil ketika rakyat miskin tidur di bawah jembatan, diemper took, di lorong-lorong jalan kota..sementara segelintir orang dapat menghuni rumah mewah dengan segala fasilitas yang berlebih. Apakah adil ketika para gelandangan mengais sisa-sisa makanan di tempat sampah sementara segelintir orang member makan anjing peliharaannya dengan makanan yang harganya lebih dari sebungkus nasi campur. Dan apakah adil ketika bangsa ini sebagai bangsa agraris harus mengalami wabah penyakit busubg lapar..????? Tapi keadilan yang sejati sifatnya tidak lagi relative tapi baku…tetap dan tak berubah..keadilan adalah sama rata sama rasa..seimbang tidak berat sebelah…manusiawi dan tidak menindas siapapun. Makan bagi yang mau bekerja…dan tidak boleh makan bagi yang tidak bekerja. Dan arti bekerja disini adalah melakukan kerja nyata bukan dalam artian hanya mengatur orang-orang untuk bekerja..jadi idealnya para pengusaha itu tidak boleh makan…karena mereka hanya mengatur dan mengatur tanpa turun tangan dalam kegiatan kerja. Para buruhlah yang seharusnya menikamti semua hasil kerja mereka. Dan bagaimana dengan pengangguran..atau yang menganggur apak mereka tidak boleh makan…????? Jawabnya tidak singkat….apa sebab mereka menganggur..??? jika mereka menganggur karena tidak adanya lapangan pekerjaan bagi mereka jelas pemerintah yang harus menyediakan lapangan pekerjaan atau member mereka modal untuk membangun sebuah usaha . Tapi jika mereka menganggur karena malas untuk bekerja , mereka tidak berhak untuk makan….!!!!
Kita tidak bisa terus diam dan menunggu sampai paham dan pemikiran-pemikiran kuno tentang mendahulukan keluarga itu hilang…kita yangharus megikis dan menghancurkan paham – paham kuno itu…!!!! Terlalu egosentris sifatnya jika perjuangan yang kita lakukan hanya untuk kepentingan diri sendiri..siapapun bisa melakukan itu…..benar jika tanggung jawab dalam keluarga harus dilakukan dan menjadi kewajiban…..mengapa tidak dijalankan secara berdampingan antara perjuangan untuk keluarga dan untuk bangsa ini. Sampai kapan kita akan menunggu….sampai tanah air ini sama sekali tidak bersisa…??? Pemikiran kuno tidak bisa kita jadikan alasan untuk kita menghindari perjuangan…!!! Tidak akan ada nama nabi-nabi dalam kitab suci jika mereka hanya memperjuangkan nasib dirinya dan keluarganya sendiri…dan mereka tidak akan pernah mampu untuk melakukan perjuangannya jika mereka tidak mau melakukan itu. Jadi intinya disini bukan masalah paham kuno atau apapun alasanya. Hanya ada satu diantara dua pilihan mau atau tidak mau….hanya itu….dan kita tidak perlu berargumen panjang lebar untuk mencari pembenaran terhadap sikap kita……salam pembebasan…salam rakyat pekerja. …..
salam oposisi