Pages

Rabu, 15 September 2010

Anggota DPRD Kota Bekasi dari PDI-P akan di Calonkan jadi Bupati Kab Lembata - NTT

Mahasiswa Asal Kabupaten Lembata NTT Mengadakan Halal Bil Halal
Kurang lebih 200 orang perwakilan Mahasiswa Asal Kab Lembata Nusa Tenggara Timur (NTT) di Wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat yang tergabung dalam Lingkar Muda Lembata mengadakan Halal Bil Halal dan diskusi mengenai perkembangan dan pembangunan Kab Lembata kedepan di perum Harapan Indah Regency Bekasi Timur Selasa 14/09/2010. Acara ini ssekaligus temu kangen dari kelompok Mahasiswa dari berbagai Agama dan wilayah yang berada di Kab.Lembata untuk mempererat silaturahmi dan membangun persamaan sesama generasi muda sebagai bentuk kepedulian terhadap Daerah asalnya. hal ini diungkapkan oleh Koordinator kegiatan Jufridin Erdogan, "acara ini sebagai momentum silaturahmi intelektual setelah Bulan Suci Ramadhan, kegiatan ini bukan hanya dihadiri oleh Mahasiswa beragama Islam tetapi kawan-kawan Mahasiswa yang beragama Kristen pun ikut kumpul pada acara ini. karena berbicara masalah Lem bata adalah tanggung jawab semua generasi muda tanpa membedakan agama,staus sosial yang penting kita harus memperkuat kebersamaan diantara sesama Mahasiswa Asal Kab.Lembata. ungkap Mahasiswa Universitas Muhammdiyah Jakarta ini. kegiatan ini juga di isi dengan diskusi mengenai perkembangan Kab Lembata menjelang PILKADA 2011 nanti, 'sehingga kami akan membicarakan banyak hal untuk pembangunan Kab Lembata kedepan, karena 2 Periode kepemimpinan Andreas Dulimanuk kami menganggap gagal, padahal Pak Kab Lembata baru memisahkan diri dari Kab.Folres Timur, namun sampai saat ini tidak ada perubahan minimal meletakan dasar pembangunan di Kab.Lembata pun tidak ada, yang ada hanya membuat Lembata jadi amburadul' tambah Jufri.
Hadir juga pada kegiatan ini perwakilan dari Forum Pembaharuan Lembata (FPL), " mengenai persoalan kepemimpinan Kab Lembata kedepan yang akan ditentukan dalam pesta Demokrasi nanti di 2011, kami dari FPL tidak mempersoalkan siapapun kandidat yang mencalonkan diri yang penting memiliki track record dan komitmen untuk pembangunan Kab.Lembata kedepan. kami melihat 10 Tahun Otonomi Daerah Kab.Lembata tidak ada perubahan sama sekali" ungkap Perwakilan FLP Linus Monteru. pada kesempatan ini hadir juga Eliaser Yentji Sunur (Yance) Putra Daerah asal Lembata yang sekarang menjadi Anggota DPRD Kota Bekasi dari PDI P, dalam kesempatan ini Yance mengatakan bahwa banyak problematika yang terjadi di Lembata sejak Otonomi Daerah menurutnya, tiga hal yang menjadi dasar pembangunan Kab Lembata saat ini adalah sektor Ekonomi, Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup. "tiga hal ini yang akan menjadi penunjang pembangunan di Kab Lembata serta ada skala prioritas pembangunan, untuk saat ini di Lembata saya menilai adalah masalah Tata Ruang dan penataan Kota serta distribusi pembangunan ekonomi berdasarkan keunggulan Daerah,karena Kab Lembata memiliki berbagai ragam keunggulan di setiap kecamatan, ungkap Yance. Pemerintah harus bisa memiliki inovasi baru untuk pembangunan Lembata terutama akses transportasi sebagai penujang aktivitas masyarakat Lembata sehingga bisa menjadi Kabupaten yang mandiri, tambah pria yang rencana akan dicalonkan menjadi Bupati Lembata di PILKADA 2010 nanti.

Sabtu, 04 September 2010

Mahasiswa Baru UMMI di Gembleng

Kota Sukabumi. sekitar 620 Mahasiswa Baru Universitas Muhammdiyah Sukabumi mengikuti masa Ta'aruf dan perkenalan (MASTAKA) atau yang biasa dikenal dengan istilah ospek, selama 8 hari yang dimulai pada tanggal 28 Agustus-04 September 2010. kegiatan ini merupakan untuk memperkenalkan lingkungan kampus kepada Mahasiswa Baru, selama proses penggemblengan mahasiswa ada hal yang baru tidak seperti biasanya tahun-tahun sebelumnya atau kegiatan ospek di kampus lain yang identik dengan kekerasan fisik. "tahun ini kami lebih mengarahkan mahasiswa baru pada orientasi inteklektual tidak melakukan pembinaan fisik, hal ini untuk membangun mahasiswa yang mampu melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian" ungkap ketua Panitia MASTAKA UMMI 2010 Billy Priandi. Bahkan kegiatan ini diakhiri dengan Buka Bersama dengan kurang lebih 800 orang anak Yatim Piatu dan pembagian bingkisan dalam bentuk barang dan uang dari Panti Asuhan Ummu Salamah dan Alkautsar Kota Sukabumi (04/09/2010). "sebagai contoh pengabdian dan membangun kepekaan sosial Mahasiswa kami pun melakukan buka bersama anak yatim piatu, dan membagi-bagi sembako kepada masyarakat bukan hanya di lingkungan kampus, tapi sampai ke daerah pelosok kabupaten sukabumi yaitu Palabuhanratu dan daerah pajampangan sampai ke Surade" tambah Billy.
Ditempat yang sama menurut Presiden BEM UMMI Selpi Setyadi saat dikonfirmasi oleh Onlineberita. berharap output dari kegiatan ini baik kegiatan sosial maupun pembinaan selama 8 hari bisa membentuk mahasiswa UMMI yang memiliki daya kritis tinggi serta terbentuk jiwa semangat generasi muda sebagai pemimpin dimasa yang akan datang. "saya memiliki harapan besar kepada mahasiswa baru ini nanti nya bisa mampu berinteraksi sosial serta mengaplikasikan di masyarakat sebagai wujud nyata mahasiswa adalah agen perubahan dan alat kontrol pemerintah" terang nya. (Rozak Daud)

Jumat, 03 September 2010

Aktivis PII dan HMI membakar baligo Gubernur Jawa Barat

Kota Sukabumi (onlineberita)Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan dana dari APBD untuk mencetak dan mengirim kartu selamat Lebaran. Alokasi dana itu terdiri atas biaya cetak Rp 700 juta dan prangko senilai Rp 1,012 miliar. Dengan demikian, total biayanya Rp 1,7 miliar. mendapat sorotan dari aktivis Sukabumi, pada saat melakukan aksi penolakan pembuatan kartu ucapan selamat Idul Fitri oleh Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Barat (4/9/2010) para aktivis yang terdiri dari Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini medatangi balaikota Sukabumi dan DPRD Kota Sukabumi.

"kami mengaggap bahwa kebijakan ini sangat mencederai rakyat Jawa Barat, anggaran sebesar itu lebih baik digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat seperti dialokasikan untuk mengentas kemiskinan" kata Angga Perwira ketua HMI pada saat Orasinya kemarin. para Demonstran ini diterima oleh Kostaman mewakil pemerintah Kota Sukabumi. dalam pernyataannya Kostaman mengatakan bahwa, pihak pemerintah akan mempertimbangkan hal ini, karena bukan kapasitas saya untuk mengambil keputusan, "nanti akan saya sampaikan kepada pimpinan untuk mempertimbangkan tuntutan adik-adik mahasiswa", kata Kostaman, bahkan para Demonstran menuntut agar pemerintah Kota Sukabumi harus menjadi contoh kepada Pemerintah daerah lain di jawa barat untuk menolak kartu ucapan selamat dari Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Barat.

Sedangkan menurut ketua Umum PII Sukabumi Fajri Arkiang, menegaskan bahwa kebijakan ini adalah sebagai bentuk pendzoliman terhadap rakyat ditengah kemiskinan, "lebih baik dana tersebut digunakan untuk anggaran pendidikan atau untuk pengembangan ekonomi Ummat seperti penambahan modal usaha bagi pedang kaki lima, hal itu lebih mulia dari pada hanya untuk dipakai hura-hura sebagai bentuk pencitraan politik".
Apalagi, kata Fajri, kartu yang per lembarnya senilai Rp 2.500 itu juga tidak ada manfaatnya sama sekali bagi rakyat. Menurut dia, pemberian ucapan selamat Idul Fitri dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat ini sebagai bentuk ketidak harmonisan antara orang nomor satu dan nomor dua di Jabar ini, karena, kartu lebaran tersebut ada lembaran hanya foto Ahmad Heryawan yang terpisah dengan dede Yusuf. ' kalo memang ini atas nama pemerintah Jawa Barat seharusnya dipaketkan saja antara keduanya bukan terpisah masing-masing, sedangkan anggaran yang digunakan adalah APBD", tambahnya. menganggapi hal itu Faisal Anggota DPRD Kota Sukabumi, menegaskan apabila terbukti pengadaan kartu lebaran ini adalah menggunakan APBD maka kami akan menolaknya, tetapi apabila ini adalah dana pribadi maka kamipun tidak akan banyak intervensi, namun info yang kami dengar saat ini sedang diaudit oleh KPK, maka kita tunggu saja hasil kerja dari tim KPK, jelasnya.

Belum puas dengan pernyataan dari legislatif dan eksekutif Kota Sukabumi, para Demonstran juga menurunkan Baligo Ahmad Heryawan berukurang 4x2 di depan Balaikota dan di lapang merdeka kota Sukabumi langsung dibakar di tengah Lapang Merdeka sebagai bentuk kekecewaan. mengingat Baligo ini ternyata tidak memiliki izin pemasangan alis ilegal. "kami menurunkan Baligo ini karena ilegal, karena bentuk ketidak adilan pemerintah kota mengingat beberapa minggu kebelakang Baligo kami diturunkan oleh Sat Pol PP, dengan alasan tidak memiliki izin ternya Baligo Ahmad heryawan juga sama tidak memiliki izin tetapi kenapa tidak diturunkan" ungkap Fajri.