Pages

Sabtu, 19 Juni 2010

Dikemanakan Pendidikan kita Hari ini

Sepuluh tahun hampir berlalu Reformasi, SBY-BUDIONO menjadi pemimpin di pelosok negri ini. Tapi kesejahtraan sosial rakyat pekerja hari ini masih jauh dari harapan yang diinginkan terutama pada anak-anak rakyat pekerja, dimana dalam dunia pendidikan mulai dari masa colo...nial belanda pendidikan mulai dibuka oleh vande venter melalui politik etis tidak pernah terbuka secara demokratik sampai sekarang. Pendidikan hari ini pun masih jauh dari harapan anak-anak rakyat pekerja, karena pendidikan saat sekarang penuh dengan diskriminasi, kriminalisasi dan kalasipikasi. Masih banyaknya anak-anak disaentero negeri ini yang belum menyentuh dunia pendidikan dan bertambahnya angka putus sekolah dari tahun ketahun adalah sebuah bukti bahwa pendidikan sampai hari ini gagal dalam mencerdaskan anak bangsa seperti apa yang dicantumkan dalam pebukaan UUD 1945, yang menyatakan menceerdaskan anak bangsa, belum lagi baru-baru ini banyaknya para siswa yang tidak lulus dalam ujian nasional yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2010 selama 4 hari yang dilaksanakan secara serentak dimana angka ketidak lulusan sekitar 60%. Kepemimpinan rezim SBY-DUDIONO telah terbukti gagal dalam mencerdaskan anak bangsa. Rezim hari ini menjadikan pendidikan sebagai pencucian tangan para kapitalisme terutama kapitalisme pendidikan, dengan menjadikan pendidikan menjadi pasar. Misalkan menjual buku, membayar uang ujian, membayar uang pangkal, photo copi yang seharusnya ditanggung oleh pihak sekolah dan sejenisnya. Kurikulum-kurikulum yang diatur dalam pendidikan serta kebijakan yang lahir selalunya tidak pernah berpihak pada anak-anak rakyat (buruh, tani, nelayan, kaum miskin kota dan desa). pekerja dimana kebijakan tersebut selalunya beraromakan uang. Sehinga pendidikan hari selaunya penuh dengan uang contoh setiap siswa baru yang akan Baru memasuki sekolah baru harus membayar sikian ratus ribu atau lebih dari itu, atau saja dengan jutaan rupiah, tetapi biasanya berlaku pada sekolah mahal yang katanya sekolah unggulan. Apakah benar sekolah unggulan benar-benar mencerdaskan..?, justru lahirnya sekolah unggulan menutup ruang keinginan tahuan anak-anak rakyat pekerja karena penuh dengan rupiah bagaimana dengan anak-anak miskin atau ekonominya rendah..?, padahal mereka juga punya hak untuk mengenyam dunia pendidikan dan cerdas. Selain sekolah mahal banyak juga sekolah yang murah, tapi dengan kemurahan sekolah tersebut perlu dipertanyakan apa berkualitas atau tidak. Buat apa sekolah murah kalao tidak berkualitas sama saja bohong. Seharusnya pendidikan kita sangat-sangat terbuka, terjangkau secara ekonomis, ilmiah, dan demokratik. Tidak seperti pada masa sekarang ini yang penuh dengan pemerkosaan dan kebohongan terhadap para rakyat pekerja. Inikah model pendidikan kita yang akan memanusiakan manusia ?. pendidikan hari ini telah dijadikan sebagai wadah hegemonisasi para kaum kapitalis agar kita turut dengan apa yang dilakukan melalui kurikulum-kurikulum yang telah diatur oleh mereka yang tak lepas dari kepentingan ekonomi politik kelas berkuasa. Yang telah diperjelas banyaknya sekolah-sekolah diprivatisasi menjadi BUMS dan menetukan kebijakan secara pribadi. Dari kebijakan itu melahirkan sebuah ketidak adilan bagi rakyat pekerja. Apakah kita hanya akan menjadi penoton setia atau menjadi pesimis melihat realitas pendidikan kita hari yang penuh dengan penindasan yang dilakukan kapitalisme. sebuah perlawanan harus dilakukan dalam membebaskan anak-anak rakyat pekerja dari cengkraman para kapitalisme karena hanya dengan melawan dan berjuang bersama akan membebaskan kita dari api penindasan kapitalisme.
Salam Oposisi

Tidak ada komentar: