Pages

Rabu, 16 Juni 2010

KEMISKINAN (Miskin atau Dimiskinkan???)



Benarkah bangsa kita ini miskin…????
Jawabnya adalah tidak…bangsa kita adalah bangsa yang sangat kaya raya sebab bangsa kita hidup dia atas negeri yang sangat melimpah ruah akan hasil bumi dan kekayaan alam lainnya. Barang galian berupa emas, perak, platina, batu bara, besi, tembaga, timah, bauksit sampai belerang dan kapur terkandung dalam perut bumi Indonesia. Lain dari itu negeri kita juga sangat melimpah akan bahan bahan tambang seperti minyak dan gas bumi. Selain barang tambang dan barang galian tersebut tanah air kita juga merupakan tanah yang sangat subur, maka dari itu tidak heran jika negeri ini kaya akan hasil hutan, dan hasil pertanian serta sebagai Negara yang terkenal dengan julukan Negara Bahari.julukan itu bukan hanya nama kosong belak sebagian besar tanah air kita terdiri dari lautan yang sangat luas dan memiliki sumber daya alam laut yang tak kalah meruahnya dengan sumber daya alam daratnya dan berbagai jenis ikan, kerang dari jenis kerang biasa sampai jenis tiram mutiara, udang dan bermacam macam lainya.
Jika kita lihat dari penjabaran di atas….apakah pantas jika diatas negeri yang kaya-subur dan makmur ini masih terjadi sebuah fenomena bernama kemiskinan..???? Harus kita akui bersama bahwa kemiskinan yang terjadi dan melanda negeri ini, bukanlah hal yang seharusnya terjadi. Jika demikian apa yang menyebabkan bangsa ini harus meresakan hal yang seharusnya tidak terjadi.???
Untuk itu mari kita telaah bersama….
Jika ada pohon tentu ada akarnya….kita harus menemukan akar dari pohon kemiskinan yang tumbuh di bumi Indonesia kita tercinta. Banyak orang bilang kebodohan adalah sumber dari kemiskinan…tapi coba kita bersama merenungkan kalimat tersebut dan coba kita tambahkan lagi dengan kalimat lain dibelakangnya…..dan kemiskinan adalah penyebab kebodohan..jadi antara kebodohan dan kemiskinan itu tetap berjalan seiring…kebodohan adalah sumber kemiskinan dan kemiskinan adalah penyebab kebodohan yang mengakibatkan kemiskinan yang melahirkan kebodohan…begitu seterusnya. Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa kebodohan tidak bisa untuk disalahkan dalam mencari akar dari kemiskinan.
Lalu? Apa yang menjadi akar dari kemiskinan itu? Jika kita jeli dan cermat melihat UUD 45 dalam pasal 33 ayat 3 berbunyi demikian Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Yang jadi pertanyaan apakah sudah Negara menguasai kekayaan alam itu dan menggunkananya untuk kemakmuran rakyat??
Jika ada yang menjawab sudah…lalu mengapa rakyat masih mengalami kemiskinan yang akut? dengan tegas kita jawab “NEGARA BELUM MENGELOLA DAN MENGUASAI SUMBER DAYA ALAM UNTUK
KEMAKMURAN RAKYATNYA…!!!!
Kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia sampai pada hari ini kebanyakan dikelola oleh perusaha-perusahaan swasta baik swasta dalam negeri ataupun swasta asing..seperti halnya “Gunung Emas “ kita di Papua, selama ini hasilnya sebagian sangat besar diangkut oleh pihak perusahaan bernama Freeport ke Negara asal mereka……Amerika Serikat..masih banyak lagi hal lain yang terjadi yang mungkin kawan-kawan sudah dan lebih mengetahuinya.
Jadi dari sini kita bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa sesungguhnya pemerintah Negara inilah yang bertanggung jawab atas kemiskinan atau lebih tepatnya pemiskinan yang terjadi di tanah air kita. Dan bisa kita pastikan bahwa pemerintah kita sadar betul apa yang sedang mereka lakukan dan apa dampaknya, tapi mereka tetap saja melanjutkan fungsi mereka sebagai penjaga dari sebuah system yang membela dan berpihak pada pemilik modal…sebuah system yang sangat menyengsarakan rakyat kecil…sistem ekonomi politik kapitalisme
Keberpihakan dan peran serta pemerintah kepada system ini jelas merupakan tindakan ikonstitusional yang mengangkangi UUD 45 dan Pancasila sebagai landasan bernegara. Namun siapakah yang mampu mengadili pemerintah? sedangkan lembaga peradilan adalah salah satu elemen dalam struktur pemerintahan….sebuah masalah yang sangat sulit untuk diselesaikan. Tapi harapan itu masih tetap ada selagi kita masih mau berusaha…ketika lembaga peradilan sudah tidak berfungsi sebagai lembaga penegak hukum yang tak pandang bulu maka kita sebagai rakyat yang setidaknya sudah mengerti duduk permasalahannyalah yang harus membawa mereka duduk dalam kursi pengadilan…pengadilan rakyat tetunya.
Jika kita telah menyadari kekeliruan dan keblinger nya pemerintah kita…akankah kita tetap diam dan berpangku tangan menyaksikan tanah air kita diobrak-abrik oleh para pemilik modal saing maupun dalam negeri…sedangkan rakyat hanya mendapatkan hasil berupa pencemaran alam dan kerusakan lingkungan!!! jika kita hanya diam itu adalah salah satu bentuk dari pengkhianatan terhadap Pancasila dan UUD 45 juga Ibu Pertiwi….
Maka dari itu kita yang telah sadar dan mengerti sudah sepantas dan selayaknya bahkan merupakan suatu keharusan untuk menghentikan penghancuran dan perampokan terhadap tanah air kita!!!!! seorang diri tidaklah mungkin untuk menghadapi seekor iblis tirani bernama kapitalisme dan setan-setan pendukungnya. sebuah front persatuan harus dibangun untuk menumbangkan kekuasaan tirani ini!! Tapi kita kembalikan ini semua kepada masing-masing individu…bersama rangkaian pertanyaan…dimana kamu lahir, tumbuh dan hidup sampai sekarang ini…..dan satu lagi, milik siapa Tanah Air ini??? PERJUANGKAN APA YANG SEHARUSNYA MENJADI HAK RAKYAT DAN ITU SANGAT LAYAK UNTUK DIPERJUANGKAN…..HANCURKAN APAPUN YANG MENYENGSARAKAN RAKYAT DAN ITU SANGAT LAYAK UNTUK DIHANCURKAN!!!
Salam.